MATCHINGYANG “NON_REFLECTIONS” ALIAS “ASAL SWR NYA 1 : 1/SERENDAH MUNGKIN”. Cara melakukan matching antara antenna/line yang paling “populer” dan dianut banyak ham adalah yang kita sebut sebagai “Non-Reflection Match”. Penganut metode ini cenderung berfokus untuk menghindari adanya Reflections alias Reflected Power. yangada kaitannya dengan masalah getaran dan cara mengatasinya. Materi Kursus : § Induksi : Terminologi Teori Dasar Vibrasi balancing tanpa instrumen, instrumentasi balancing, single plane balancing, four run method, - Antena Vertikal, Antena Yagi, Antena Parabola - Matching Antena ( SWR & Directivity gain ) § Macam komunikasi kemudianconector SWR input sambungkan ke exiter menggunakan kabel jamper yang sudah di buat. untuk DIP kable tidak perlu menggunakan daya pancar yang besar. menggunakan 5 watt sidah cukup. Kemudian potong kabelnya sedikit demi sedikit sampai penunjukan SWR meter pada skala 1:1 (yang paling rendah minimal 1:1.3) 7. Anternatif dip Untukmelengkapi sarana penunjang dan mempermudah tuning radio, maka ada baiknya dilengkapi dengan ‘Antena Tuner’ dan ‘SWR Meter’ untuk mengukur apakah antena dan pesawat radio selalu matching dengan frekuensi yang diinginkan. Jika mengalami kesulitan, sebaiknya pemasangan radio di dilakukan oleh tukang atau mekanik yang ahli. FungsiNge-DIP kabel antena pada pemancar fm. Fungsi ataupun tujuan dari ngedip kabel antena itu sendiri selain untuk memudahkan proses matching antena anda, juga berfungsi untuk mendapatkan nilai swr terendah dan yang Vay Nhanh Fast Money. Kini cara membuat antena HT jarak jauh bisa dilakukan sendiri dengan bahan yang sederhana. HT atau walkie talkie sering disebut sebagai two way radio karena dapat digunakan untuk berkomunikasi dua arah. Berbeda dengan telepon yang dimana penggunanya bisa berbicara dan mendengar secara bersamaan, pengguna HT harus berbicara dan mendengar secara Membuat Antena HT Jarak JauhBaca Dulu Cara Matching Antena Tanpa SWRAgar bisa memancarkan dan menerima sinyal dengan baik, HT membutuhkan yang namanya antena. Tanpa antena, sebuah HT tidak akan bisa memancarkan dan menerima sinyal radio dengan banyak sekali jenis antena HT, mulai dari antena open daipul, dual band dan masih banyak lagi. Menariknya, kini membuat antena HT jarak jauh bisa dilakukan sendiri dengan bahan-bahan sederhana. Jika ingin tahu, simak ulasan ini sampai itu, yang akan kita bahas kali ini adalah antena HT sederhana jenis open daipul. Antena ini terbilang sangat mudah dibuat dan biaya pembuatannya pun murah. Anda hanya perlu memotong pipa aluminium berukuran kurang lebih 220 cm dengan estimasi harga tidak lebih dari Rp Berikut adalah contoh pembuatan antena HT dengan bahan HT yang akan dibuat merupakan antena HT œ lamda dengan perhitungan 300/ pipa aluminium 5/8″.Untuk kabel yang digunakan adalah kabel coaxial dengan impedance 50 ingin memancar di 155 mhz, maka œ lamdanya adalah 300/155 x 12 = x œ = 0,96 m atau 96 cm. Artinya, jika ingin memancar di 15 mhz memerlukan panjang elemen sekitar 96 Lainnya Cara Menyambung Kabel Antena Untuk 2 TVCara Paralel Antena TV Supaya Tetap JernihCara Menambah Jarak Jangkauan HT Antena Paling PekaCara Menambah Jarak Jangkauan HT Antena Paling PekaUntuk menambah jarak jangkauan HT dapat menggunakan sistem radio pancar ulang RPU atau biasa disebut repeater. Biasanya, repeater ini ditempatkan di atas bangunan-bangunan tinggi agar memperkecil penghalang sinyal radio dari repeater terdiri dari 2 buah radio yang berfungsi sebagai penerima RX dan pemancar TX yang bekerja pada frekuensi berbeda. Dengan menggunakan controller COR secara bersamaan, kedua radio penerima dan pemancar akan antena yang lebih besar membuat radio RX dapat menerima sinyal HT dari jarak jauh dan radio TX akan kembali memancarkan sinyal tersebut sehingga jarak jangkauan HT semakin luas. Jika belum cukup menggunakan satu repeater, maka untuk menjangkau area yang lebih luas bisa dibuat 2 repeater atau lebih dengan menggunakan radio untuk komunikasi radio antar pulau, bisa menggunakan radio VHF yang kemudian dihubungkan ke SSB. Hasilnya cukup baik namun akan muncul banyak kendala karena performa SSB dipengaruhi waktu dan cuaca. Sehingga lebih efektif menggunakan cross band repeater VHF to yang Bagus untuk Antena HTBahan yang Bagus untuk Antena HTAntena berguna untuk mengambil dan meningkatkan sinyal televisi. Maka dari itu, ukuran, bentuk dan penempatan dari bahan antena akan mempengaruhi seberapa baik performanya. Berikut bahan-bahan yang bagus untuk membuat antena Electroceramics Electroceramics adalah bentuk khusus dari bahan keramik yang konduktif. Bahan ini memungkinkan mereka mengambil panjang gelombang. Electroceramics datang dengan berbagai bentuk dan ukuran sehingga dapat digunakan untuk berbagai tertentu kandungan ini dapat digunakan sesuai kebutuhan spesifik dengan mengubah komposisi kimia dari bahan keramik. Karena ukurannya yang kecil dan konduktivitas tinggi, keramik elektro juga sering digunakan dalam perangkat kecil seperti TV Aluminium Bahan yang ringan dan murah, aluminium adalah salah satu bahan terbaik yang dapat digunakan untuk membuat antena TV. Umumnya aluminium dapat digunakan dalam bentuk foil, lembaran tipis logam reflektif dan fleksibel atau sebagai jala juga sering digunakan untuk antena luar karena lebih kuat dan mampu menahan elemen dengan baik. Kemampuannya memungkinkan puing-puing jatuh melalui setiap puing-puing yang tidak akan mempengaruhi kualitas Cara Membuat Loading Coil Antena LarsenCara Membuat Loading Antena TelexRumus Antena dipoleCara membuat antena HT jarak jauh di atas terbilang mudah. Namun jika awam dengan bahan-bahan di atas dan tidak pernah menggunakannya, ada baiknya didampingi orang yang berpengalaman untuk menghindari hal-hal yang tidak Cirebon tinggal di Brebes, periang dan suka “Menjalani kehidupan apa adanya, Selalu berjuang pantang menyerah” Mais Artigos Como enviar o sinal de uma TV a cabo para outra TV Como corrigir problemas de som de uma TV Philips Posso usar meu Panasonic Viera como monitor de computador? Como melhorar a recepção de rĂĄdio FM Como transformar um interruptor de luz em uma tomada Receber canais de TV atravĂ©s do ar pode ser difĂ­cil. Alguns canais utilizam VHF FrequĂȘncia Muito Alta, enquanto os outros utilizam UHF FrequĂȘncia Ultra Alta. Isso requer dois tipos diferentes de antenas, ou uma antena dupla que pode receber dois tipos de sinais. Se vocĂȘ tem dois tipos diferentes de antenas, vocĂȘ pode conectĂĄ-las para fazer o seu canal sintonizar mais fĂĄcil. Ligar duas antenas tambĂ©m pode ajudar a melhorar a recepção de sinal. Antes de conectĂĄ-las, descubra o tipo de antena que vocĂȘ estĂĄ usando. Se vocĂȘ estiver usando antenas direcionais, vocĂȘ terĂĄ que encontrar a direção certa para apontĂĄ-las e conseguir um desempenho ideal. Instalação de antenaStep 1 Configure suas antenas de acordo com as instruçÔes do fabricante. Tenha em mente que as antenas criam seus prĂłprios campos elĂ©tricos que podem causar interferĂȘncia entre si. Isto pode fazer com que apareçam fantasmas e outros efeitos. Coloque suas antenas o mais distante possĂ­vel uma da outra para eliminar os problemas de recepção. Step 2 Certifique-se de que ambos os cabos de antena sĂŁo do mesmo comprimento. Se algum cabo for mais longo, irĂĄ sobrecarregar a outra antena. Eles tambĂ©m devem ser cabos coaxiais de 75 ohm. Step 3 Conecte uma antena na sua TV. Aponte a antena na direção da fonte de sinal. Execute uma busca de canais atravĂ©s do menu do seu conversor. Uma vez que a antena esteja ajustada para a melhor recepção, desconecte o cabo da TV. Conecte o cabo da outra antena ao televisor e repita o processo. VocĂȘ estĂĄ ligando as duas antenas em conjunto para obter uma melhor recepção para a maioria dos canais. Cheque os canais que vocĂȘ recebe bem. Se vocĂȘ estiver feliz com os resultados, passe para a prĂłxima seção. Configuração do caboStep 1 Use um filtro passa-faixa/armadilha de canal. Um combinador de antenas comum divisor de cabo reverso nĂŁo irĂĄ filtrar fantasmas ou sobrecarga da antena. Este dispositivo permite apenas que o canal que vocĂȘ estĂĄ assistindo passe pela unidade que bloqueia sinais indesejĂĄveis. Encontre um local para a unidade longe de tomadas e de campos elĂ©tricos. Step 2 Conecte um cabo da antena na entrada "Antenna in", certificando-se de que estĂĄ bem fixado. Conecte o segundo cabo da antena na segunda entrada "Antenna in". Step 3 Conecte seu cabo coaxial de 75 ohm Ă  entrada "TV out" na TV. Ligue a outra extremidade do cabo Ă  entrada "Antenna in" na parte de trĂĄs do seu conversor de TV digital. Execute uma busca de canais atravĂ©s do menu do conversor para salvar os canais. Curta a sua TV. Recursos Dica Configure as antenas quando o cĂ©u estiver claro para obter um melhor sinal. AdvertĂȘncia Mantenha os cabos e antenas longe de fontes de energia elĂ©trica para evitar choque elĂ©trico. Sobre o Autor Based in Toronto, Canada, Andrew Copley has been contributing online articles on alternative treatments for immune disorders since 2008. After six years continuing research, Copley has acquired extensive knowledge on nutrition and its effects on the immune and nervous system. He holds a level one standing in university physics and science from Fanshaw College. CrĂ©ditos FotogrĂĄficos antenna 2 image by Madrider from Uploaded byAditya Arya Pradnyana 0% found this document useful 0 votes193 views4 pagesDescriptionAuuuOriginal TitleCARA MATCHING ANTENACopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes193 views4 pagesCara Matching AntenaOriginal TitleCARA MATCHING ANTENAUploaded byAditya Arya Pradnyana DescriptionAuuuFull descriptionJump to Page You are on page 1of 4Search inside document You're Reading a Free Preview Page 3 is not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Barang apa BEDANYA ANTARA MATCHING YANG “Sumber akar SWR NYA 1 1” DENGAN “CONJUGATE MATCHING” ? By Djoko Haryono Sebagian besar ham belum mengenal istilah CONJUGATE MATCHING” atau “CONJUGATE MATCH”. Jauh lebih sedikit mereka yang telah mengenal istilah ini. Segala apa perbedaan bermula kedua istilah tsb ? MATCHING Yang “NON_REFLECTIONS” Alias “Bawah SWR NYA 1 1/SERENDAH Barangkali”. Cara melakukan matching antara antenna/line nan minimum “naik daun” dan dianut banyak ham adalah yang kita ucap perumpamaan “Non-Reflection Match”. Penganut metode ini memfokus berpusat kerjakan meninggalkan adanya Reflections ataupun Reflected Power. Mereka berpedoman sedapat-dapatnya SWR mencapai 1 1 Unity . Galibnya mereka sudah akan bertepatan puas jika mereka berhasil mencapai hasil pengukuran dengan nilai tsb. , terlepas dari apakah kondisi yang sebenarnya sistem antenna dan saluran transmisinya benar2 sudah bekerja dengan kesangkilan pangkat atau belum , nan terdahulu SWR meternya “harus/sebisa mungkin” terbaca 1 1. Dalam postingan2 lainnya saya mutakadim cukup banyak memberikan contoh2 bahwa SWR 1 1 tidaklah burung laut bermanfaat baik ber-efisiensi jenjang , saja n domestik praktek sehari-perian , sebetulnya teramat banyak contoh kasus dimana penunjukan meter nan 1 1 ternyata merupakan “pendakwaan semu / palsu” yang burung laut mempermainkan kita kasus ketika SWR turun banyak saja ternyata power sekali lagi sampai-sampai turun banyak , kasus sistem radial antenna vertical HF nan diperlemah diminimalkan yang justru malah menujukkan nilai SWR nya membaik / turun ataupun memerangkapi , kasus dimana momen balun disisipkan / dipasang maka SWR langsung jebluk bintang sartan 1 1. Turunnya SWR itu karena dipasangi berpuntal-puntal nan sebelumnya tak ada. Padahal kemudian ternyata powernya malah banyak hilang –karena design balun yang salah- . Power itu hilang menjadi semok yang tinggi pada balunnya. Kejadian peristiwa semacam ini –dimana ponten SWR memerangkapi kita- gegares terjadi. CONJUGATE MATCHING Istilah Conjugate Matching kebanyakan hanya dikenal oleh para amatir radi ham yang dalam menjalankan hobbynya , ia sudah tertarik berusaha mendalami “bagian2 runding ketentuan complex dalam meng-evaluasi Impedansi sistem Antenna / Sungai buatan Transmisinya”. Kok demikian ? Itu karena Teori CONJUGATE MATHING memang tak berbasis berpusat pada angka SWR nya namun bertambah bermakrifat plong perhitungan2 complex yang “terkandung” pada Impedansi Resistance & Reactance , baik Inductive maupun Capacitive . Sebuah antenna Doublet 100 ft dioperasikan pada 80 m band. Saluran transmisinya ladder line 300 ohm sepanjang 40 ft. Impedansi pada halte antenna = output dari line 26 – j 420 ohm. Impedansi pada jarak lambda dari feed point / halte antenna , maupun pada input dari line = – j ohm. Coaxial dengan impedansi karakteristik 50 ohm hanya digunakan antara TX dan Antenna Tuner. Pertanyaan2 maupun kesan2 nan timbul yakni 01 . Perhatikan input line. Impedansi disana terhargai – j ohm. Darimanakah impedansi – j ohm itu unjuk ? Artinya , apakah angka itu muncul laksana transfigurasi impedansi 26 – j 420 ohm di output line ? atau dengan introduksi lain 
.. Apakah benar impedansi 26 – j 420 ohm berusul antenna itu setelah melalui jarak lambda akan menjadi – j ohm ? Ini akan boleh di check memperalat Smith Chart yang belum saya coba lakukan. Terus panah saya masih adv minim agak kelesa mencoba melakukan re-check karena saya anggap masih ada 1 penunjuk nan enggak ditulis pada skema / lembaga yg saya temukan ini , ialah velocity factor berpunca ladder line nya. Memang Barangkali bisa di-kira2 , tapi tambahan pula “main kira2” itu yg menyebabkan saya jadi minus enggan . Ataukah angka itu adalah conjugate impedance + j ohm nan dihasilkan oleh tuner ? 02 . Betulkah nilai Lumped component L = 1 uH dan C = 1870 pF itu resonans pada riuk satu freq. di band 80 meter dan “menghasilkan” impedansi + J ohm yang berlawanan phase dengan – j pada input line ? 03 . Kondisi yang ada dalam contoh ini yaitu impedansi antenna terukur 26 – j 420 ohm TENTU SAJA HANYA BERLAKU Buat Pelecok Satu Kekerapan KERJA SAJA , sedangkan kalau kita berpindah frekuensi lain tetutama mengimbit band impedansi pada halte antenna tentu saja menjadi berbeda lagi. Dari sinilah kita boleh mengumpamakan bukan main complexnya perhitungan / perencanaan Conjugate Matching , khususnya cak bagi para “orang radio” nan ham / amatir radio karena mereka bekerja ber-pindah2 dan ber hak menunggangi bineka band radio. 04 . Bagi kian dapat membayangkan “betapa complex” nya perencanaan agar kita bisa mencapai kondisi Conjugate Matching bila antenna kita adalah antenna Multi Band , coba perhatikan BETAPA Besar RANGE Bersumber IMPEDANSI ANTENNA DOUBLET G3RWF Detik IA BER – PINDAH2 Berusul SATU KELAIN BAND pada station broadcast alias lainnya yang hanya bekerja menunggangi singlke freq. , perencanaannya menjadi lebih sederhana . Dalam Tabel nan cak semau pada link / incaran situs dibawah ini kita bisa melihat perubahan2 kredit Impedansi Antenna Doublet tsb., baik Resistancenya maupun Reactance / jX nya . Complexnya nilai2 nan muncul akan mewujudkan perencanaan Conjugate Matchingnya bertambah bikin penasaran. Bagus ya G3RWF lagi sejumlah proklamasi experiment para ham / amatir radio lainnya sudah lalu menciptakan menjadikan daftar impedansi multi band sedetil itu. Akan sangat baik untuk dipakai sebagai sasaran berlatih menggunakan Smith Chart. Disini Conjugate koteng kita artikan sebagai UTUH maupun MENYATU = bagaikan ketunggalan . Artinya pada sistem perhitungan bagaimana mendapatkan hasil Conjugate Matching , akan didapatkan kesannya adalah SELURUH POWER AKAN DISERAP Makanya ANTENNA LOAD DAN SELURUHNYA AKAN TERPANCARKAN. Pada perhitungan ini , seluruh sistem akan tampil misal SATU KESATUAN baik Impedansi antenna , line output , tahapan coaxial ataupun penyalur lainnya , line input dan conjugate impedance pecah transmitternya. Totalitas alias Utuh bagaikan suatu kesatuan itulah yang kita maksudkan dengan istilah Conjugate. Sebaliknya , puas sistem yang paling kecil banyak dikenal yaitu “ Yang penting SWR nya 1 1” sebenarnya seluruh fragmen dari sistem seakan terpecah bermula terpisah pisah . Antenannya bergabung dengan Line outputnya ujung atas coax . Padahal TX nya berintegrasi dengan Line Inputnya dan “agak kelam sendiri” artinya apa yang ditunjukkan SWR meter diruang pencahaya tidak / belum menunjukkan nilai SWR / Line yang sebenarnya yang ada di feed point antenna . Itupun masih ada “Episode ke 3” yang juga seakan terpisah berpokok kerumunan antenna & kelompok TX nya , yaitu “Jenjang Kabel Coax nya” yang juga “ngeri sendiri” dan sering menjadi “biang” pecah ketidak cocokan hasil/nilai pengukuran yang ditunjukkan. Puas Conjugate Matching , “Tahapan Line” itu telah bergabung dalam hitungan complex yang dilakukan. Berapapun panjang Line –selama total loss nya terkontrol- , kesannya akan konsisten artinya Seluruh Power akan tetap tersalur ke antenna . Situasi ini berlainan dengan metode “Nan berfaedah SWR nya terbaca 1 1 bawah matching ” ini yang cerbak mengakali kita. Mengujinya mudah bikin membutuktikan bahwa matching nan dilakukan itu yakni matching yang tidak total / non conjugate. Setelah SWR terbaca 1 1 , kalau panjang linenya kita rubah misalnya dengan dikurangi atau dipotong perlahan-lahan sedikit maka bacaan SWR nya akan senantiasa berubah ubah. Itulah kondisi NON-CONJUGATE yang sebenarnya banyak menyia-nyiakan power karena tak terhirup antenna. Pengujian atau yang bertambah tepat bukan pengujian melainkan Verifikasi dengan prinsip tersebut bilamana panjang coax akan mempengaruhi SWR dan kapan tangga coax tak mempengaruhi nan mudah membebaskan antar Conjugate dengan Non Conjugate Matching , lebih mudah bagi dilakukan oleh sebagian besar ham , kendatipun ada pendirian lain yang lebih praktis dan cepat adalah menganalisis menggunakan Smith Chart. Yang menjadi ki aib kerjakan dapat mengerjakan analisis dan penjumlahan yakni bahwa sebagaian ki akbar ham belum mengatasi / mengenal cara eksploitasi Smith Chart. Hanya invalid prosentagenya diantara mereka yang telah menguasai cara penggunaan Smith Chart. Conjugate match terjadi lega sistem jika Internal RESISTANCE Dari TX Setimpal DENGAN KOMPONEN RESISTIVE Berpokok IMPEDANSI LINE INPUT Atau SEBALIKNYA dan SEMUA SEMUA Hajat REAKTANSI YANG Ada RESIDUAL REACTANCE COMPONENTS Puas TX DAN IMPEDANSI LINE INPUT DICANCEL Sampai ke Biji ZERO HILANG Sama sekali . Privat KONDISI Serupa ini SISTEM MENJADI RESONANS. Seluruh power pecah TX akan melewati line dan semua pantulan akibat ketidak jodohan terminasi terminating mismatch ataupun pantulan dari titik2 discontinuity siuman pada perancangan coax / saluran gigi , timbulnya discontinuity adalah satu hal yang perlu dihindari yang suka-suka disepanjang line akan di tempuh maka dari itu munculnya “Pantulan kedua / pelengkap” akibat terciptanya “Nondissipative mismatch” pada tutul matching conjugate. Nondissipative mismatch ini adalah suatu kondisi yang “ditempatkan koteng makanya sitem” muncul dengan sendirinya dititik tsb. seandainya/setelah kita memintal nilai2 yang tepat misalnya memperalat lumped component internal perancangan sistem kita , dan nilai yang tepat itu akan “memproduksi” SWR & Pantulan yang besarnya sama dengan Pantulan Reflected Power yang datangnya dari arah antenna would produce the same magnitude of reflection or SWR tetapi dihasilkan koteng oleh line termination mismatch.. Akibatnya ialah akan terjadi Pemantulan Kedua Rereflection pada gelombang , tetapi barangkali ini terjadinya di input line serta pemantulan itu terjadi terhadap Reflected Power yang nomplok berpokok arah antenna / outpour line. Reflection ulang nan terjadi adalah sebuah Total Reflection kembali kearah antenna. Walaupun teori ini kedengarannya sangat musykil , hanya dapat dicapai dengan prosedur tuning & loading yang etis. Itu semua terjadi pada conjugate matching pada sistem dengan lossless line. Sebenarnya saya sendiri masih sangat bodoh dalam berusaha memahami prinsip2 CONJUGATE MATCHING dan saya masih kepingin belajar banyak dari teman2 nan lain. Untuk itu saya mengharap adanya sumbangan pemikiran dan alias tutorial semenjak teman2 nan sudah mempunyai pengalaman tentang Conjugate Matching. Pula tolong dikoreksi kesalahan2 yang ada pada karangan saya diatas. Daftar URL / link dibawah ini adalah invalid referensi singkat yang berkaitan dengan Conjugate Matching.

cara matching antena tanpa swr